Selamat
datang, di Rumah Flores!
Rumah
Flores adalah ‘rumah’ dari Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pelestarian
Budaya Arsitektur Flores yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, RT/RW 003/005,
Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Lembaga ini didirikan oleh Dosen Teknik Arsitektur Universitas
Flores yakni Mukhlis A. Mukhtar, S.T., M.T. yang sepenuhnya dibantu oleh
Yayasan Tirto Utomo - Jakarta.
Bersama
lembaga ini kami melakukan banyak penelitian, kemudian mengembangkan, sekaligus
melestarikan budaya arsitektur Flores, yaitu rumah adat. Mengapa rumah adat?
Karena rumah adat merupakan satu kesatuan utuh dari kebudayaan masyarakat adat
dimana di dalam rumah adat kita dapat menemukan seni arsitektur dari sisi
bangunannya, juga budaya, ritual, hingga benda-benda adat yang menjadi milik
masyarakat adat itu sendiri.
Beberapa
pekerjaan yang telah kami lakukan sejak didirikan sampai dengan saat ini
terkait dengan rumah adat adalah:
- Pembangunan rumah adat di Kampung Adat Wolomari Ndori yang berada di Desa Woda, Kecamatan Ndori, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
- Pembangunan jalan menuju rumah adat di Kampung Saga, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Meskipun
konsentrasi utama lembaga ini adalah rumah adat, namun kami juga peduli dengan
isu-isu lainnya dan terus bersinergi demi kebaikan bersama seperti:
- Relawan Pecinta Taman Bung Karno, Ende.
- Relawan Pecinta Taman Bung Karno Peduli Pendidikan.
- Relawan Pecinta Taman Bung Karno Peduli Pasar.
Untuk
Relawan Pecinta Taman Bung Karno, Ende, kami telah membantu melestarikan taman
tersebut lewat penjualan 1.000 PIN yang hasilnya digunakan untuk membeli tempat
sampah, lampu-lampu, gerobak sampah, hingga operasional petugas kebersihan.
Untuk
Relawan Pecinta Taman Bung Karno Peduli Pendidikan, kami telah menyerahkan
bantuan mantel hujan untuk adik-adik ACIL (Anak Pecinta Lingkungan) dan
adik-adik di SDK Ende 8. Selain itu saat ini kami telah menyediakan bangku dan
kursi untuk SD Ratenggoji yang kondisinya jauh dari suasana lembaga pendidikan
yang diidamkan oleh semua orang.
Untuk
Relawan Pecinta Taman Bung Karno Peduli Pasar, kami telah menyediakan 100
payung untuk dibagikan kepada para pedagang ‘papalele’ di Pasar Wolowona dan
Pasar Mbongawani. Selain itu kami juga membagikan sapu lidi untuk mereka demi
menjaga kebersihan lingkungan pasar tradisional.
Kami
berharap lembaga ini dapat membantu lebih banyak lagi rumah adat, sekolah, dan
lain-lain kegiatan positif di Pulau Flores. Usia kami memang masih muda, dan
tentu saja masih banyak hal yang harus kami lakukan untuk cakupan yang lebih
luas (se-Pulau Flores).
Salam,
Pengurus.